KELEMBAGAAN TATANIAGA DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI MANGGA MEMILIH SISTEM TEBASAN
Journal Title: MIMBAR AGRIBISNIS - Year 2016, Vol 1, Issue 2
Abstract
Seiring dengan terjadinya perubahan pada pertanian global saat ini telah memaksa petani mangga untuk memproduksi komoditas secara kontinyu dan bernilai tinggi (melalui berbagai upaya peningkatan nilai tambah). Salah satu upaya petani untuk memenuhi tujuan tersebut adalah dengan melakukan sistem tebasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelembagaan tataniaga petani mangga yang melakukan sistem tebasan dan mengidentifikasi faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi petani mangga dalam melakukan sistem tebasan. Regresi multivariate digunakan sebagai alat analisis utama dalam mengolah data primer yang dikumpulkan melalui wawancara dengan 30 orang petani di Desa Pasirmuncang, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh temuan penting, yaitu: (1) Dalam kelembagaan tataniaga mangga dengan sistem tebasan terdapat beberapa lembaga yang turut mengalirkan mangga dari produsen ke konsumen akhir, yaitu pedagang pengumpul tingkat Desa/Kecamatan, pedagang besar, para pedagang di pasar tradisional (lokal), eksportir, suplayer dan supermarket. Dalam pemasaran, buah mangga dikelompokan kedalam dua grade, yaitu grade AB merupakan grade utama, dipasarkan secara luas melalui empat saluran dan grade C (non grade) disalurkan ke pasar-pasar tradisional lokal melalui satu saluran pemasaran. Margin pemasaran paling besar terjadi pada saluran pemasaran yang pelaku-pelaku pasarnya melakukan penanganan hasil lebih intensif seperti suplayer dan supermarket dengan sasaran konsumen kelas ekonomi menengah ke atas. Pada seluruh saluran pemasaran grade AB, pedagang agen selalu mendapatkan marjin keuntungan paling besar, yaitu Rp.2.500,-/kg karena mereka merupakan pihak yang paling besar dalam pengeluaran biaya pemasaran dan juga resiko diakibatkan oleh fluktuasi harga jual mangga. Pengembangan produksi mangga masih perlu kerjasama dengan pelaku agribisnis, petani mendapatkan bantuan permodalan dan bimbingan praktek budidaya yang benai sementara pelaku agribisnis dapat memperoleh hasil mangga yang berkualitas, menciptakan peluang pasar baru dar mendirikan industri pengolah mangga segar untuk menjembatani kelebihan produksi pada waktu panen raya.Rata-rata petani mangga bersifat risk averse (penghindar risiko). (2) Secara serempak, faktor umur, pendidikan, pengalaman, luas lahan, biaya produksi, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga, kemampuan petani menanggung risiko, pendapatan petani dari mangga, dan pendapatan petani dari pekerjaan lainnya) mempengaruhi petani mangga untuk memilih sitem tebasan. Secara parsial, faktor umur petani dan faktor memiliki pekerjaan di luar usahatani mangga mempengaruhi secara negatif terhadap pemilihan sistem tebasan oleh petani mangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi sistem tebasan di mangga merupakan salah satu alternatif untuk peningkatan keuntungan dan pendapatan bagi petani mangga.
Authors and Affiliations
Dini Rochdiani
PERENCANAAN SISTEM PRODUKSI PADA MANAJEMEN RANTAI PASOK SAYURAN
This research was conducted in Kelompok Tani Katata, the aim of this study is to analyze the production system of the vegetable’s supply chain management on fulfilling the market demand. The method of this research using...
FLUKTUASI HARGA CABAI MERAH KERITING (Capsicum annum L) DI SENTRA PRODUKSI DAN PASAR INDUK
Cabai merah merupakan salah satu komoditas yang memiliki fluktuasi harga yang cukup besar. Fluktuasi harga cabai merah dapat disebabkan oleh besarnya jumlah penawaran dan besarnya jumlah permintaan. Semakin tinggi jumlah...
RISIKO PRODUKSI DAN PEMASARAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI MANGGA: KELOMPOK MANA YANG PALING BERISIKO
Permintaan konsumen terhadap buah, khususnya mangga semakin besar, seiring dengan meningkatnya pendapatan dan kesadaran konsumen akan pentingnya mengkonsumsi buah sebagai salah satu penjaga kesehatan. Konsumen sekarang i...
KAJIAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN DI KOTA TASIKMALAYA
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi luas dan klasifikasi lahan pertanian pangan eksisting; identifikasi rata-rata luas lahan pertanian pangan yang beralih fungsi; identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan t...
KELEMBAGAAN TATANIAGA DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI MANGGA MEMILIH SISTEM TEBASAN
Seiring dengan terjadinya perubahan pada pertanian global saat ini telah memaksa petani mangga untuk memproduksi komoditas secara kontinyu dan bernilai tinggi (melalui berbagai upaya peningkatan nilai tambah). Salah satu...