Konflik Kebudayaan Menurut Teori Lewis Alfred Coser Dan Relevansinya Dalam Upacara Pemakaman (Rambu Solo’) Di Tana Toraja
Journal Title: Jurnal Jaffray - Year 2014, Vol 12, Issue 2
Abstract
Tujuan penulisan ini adalah: untuk menganalisis sejauh mana konflik dalam budaya upacara kematian (Rambu Solo’) Suku Toraja memberi dampak berjalannya fungsi AGIL (Adaptation, Goal attainment, Integration, dan Latency Patterns Maintenance) dengan baik ataupun memperkuat ingtegrasi di antara kelompok kaya dan miskin, atau kelompok bangsawan dan rakyat jelata ataupun kelompok hamba. Kebudayaan upacara Rambu Solo’ di Tana Toraja jelas memiliki nilai potensi konflik, akan tetapi beberapa nilai integrasi yang diungkapkan oleh Coser memang memberi pengaruh terhadap kesatuan masyarakat Tana Toraja. Di sisi yang lain juga memberikan pengaruh yang kuat terhadap kesatuan masyarakat Tana Toraja yang tentunya tidak dipahami oleh Coser, yaitu adanya nilai-nilai Tongkonan yang mengikat masyarakat untuk tidak berkonflik. Kata-kata kunci: konflik, kebudayaan, teori Lewis Alfred Coser, upacara, pemakaman, Rambu Solo’, Tana Toraja The aim of this writing is: to analyze how much the conflict which is in the cultural funeral ritual (Rambu Solo’), of the Torajan ethnic group, impacts the function of AGIL (Adaptation, Goal Attainment, Integration, and Latency Patterns Maintenance) in a positive manner or evenstrengthens the integration between wealthy and poor groups, or between aristocratic groups and the common people or servants. The cultural ritual, Rambu Solo’, in the Torajan region clearly possesses the potential for conflict, several integration values, however, which are noted by Lewis Alfred Coser, admittedly influence the unity of the Torajan community. There exists, however, another factor which strongly influences the unity of the community in the Torajan region which, in fact, was not understood by Coser; that is the presence of Tongkonan values which bind the community so that conflict does not occur.
Authors and Affiliations
Robi Panggarra
Perdebatan Ilmiah dan Non-ilmiah Tentang Mitos “Monyet Ke-Seratus”
Tulisan ini membahas fenomena Monyet Ke-Seratus sebagai hasil penelitian di Jepang, sekalipun penelitian ini tidak menyatakan tentang Monyet Ke-Seratus namun perdebatan yang berkembang dan beberapa tanggapan yang terus b...
Teologi Pembangunan Berbasis Pengembangan Masyarakat Shalom Pada Gereja Kemah Injil Indonesia Daerah Kupang Nusa Tenggara Timur
Trasformasi dunia dengan kuasa Kristus yang bangkit. Tahun 2011-2016 dengan Advokasi trasformasi membangun masyarakat damai melalui kuasa Kristus yang bangkit. Dalam konteks Indonesia secara umum dan masyarakat Nusa T...
Analisis Faktor Mekanisme Kontrol Terhadap Pelecehan Rohani Dalam Gereja
Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisis sejauh mana faktor mekanisme kontrol terhadap pelecehan rohani terdapat dalam gereja-gereja masa kini. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh signifikan faktor mek...
Kepemimpinan Gembala: Suatu Kajian Filosofis tentang Proses Integrasi Kepemimpinan Rohani dan Sekuler
Tugas gembala jemaat untuk memelihara umat Allah, merupakan tugas yang sangat strategis. Pada satu sisi manusia diperhadapkan kepada kompleksitas permasalahan yang semakin lama semakin rumit. Gereja melalui fungsi peng...
Pengembangan Kurikulum Sebagai Solusi Atas Tidak Adanya Korelasi Antara IPK Dengan Kesadaran Panggilan Dan Pelayanan Pada Mahasiswa Sekolah Theologia
Proses pembelajaran tidak selalu efektif dan efisien dan hasil proses belajar mengajar tidak selaluoptimal karena ada sejumlah hambatan. Oleh karena itu, guru dalam memberikan materi pelajaran hanya yang berguna dan ber...