Dualisme Modular

Journal Title: Journal of Visual Art and Design - Year 2017, Vol 9, Issue 2

Abstract

Abstrak. Dualisme merupakan konsep filsafat yang menyatakan bahwa segala sesuatu memiliki dua hal yang berlawanan atau prinsip. Hidup dan mati, laki dan perempuan, siang dan malam, jiwa dan raga, sehat dan sakit, kaya dan miskin, baik dan buruk, halal dan haram, pro dan kontra, aktif dan pasif, statis dan dinamis, tampan dan buruk rupa, besar dan kecil, panjang dan pendek, manis dan pahit, mahal dan murah, kuat dan lemah, dan seterusnya. Dalam konteks karya ini merupakan representasi dari manusia yang pada dasarnya memiliki 2 kepribadian, baik dan buruk. Keduanya diterjemahkan ke dalam konsep modular dalam menyusun sebuah konfigurasi karya. Pesan yang ingin penulis sampaikan adalah seseorang tidak bisa dinilai dari “baju atau seragam” yang ia pakai. Selain itu keseimbangan dalam baik dan buruk yang direpresentasikan dengan modul positif dan negatif menjadi ambigu dalam kaitan dengan pahala dan dosa dalam Islam. Karya ini meminjam gambar Rubin’s vase/goblet (vas/piala Rubin) karya seorang psikolog gestalt Edgar Rubin asal Denmark yang ditransformasi menjadi sebuah karya keramik 3 dimensional [1]. Vas/piala Rubin ini secara perseptual memiliki 2 makna, yaitu gambar vas/piala dan siluet wajah dari samping yang saling berhadapan (pengaruh antarobjek dan latar secara bergiliran). Proses kreasi berasal dari pengalaman empirik personal yang dihubungkan dengan teori-teori pendukung. Perpaduan keduanya menghasilkan karya seni yang merupakan representasi dari realitas. Dalam penciptaan karya seni rupa sebenarnya tidak ada metode baku seperti halnya dalam riset pada umumnya. Proses kreasi kadang berdasarkan intuisi, pengalaman personal yang dominan dan mengandung narasi yang sangat subjektif. Kesemuanya itu dikaitkan dengan disiplin ilmu lainnya (sosial, ekonomi, budaya dan politik) untuk menghasilkan sebuah representasi. Modular Dualism Abstract. Dualism is the concept that everything has two opposite sides or principles. Life and death, male and female, day and night, body and soul, health and sickness, rich and poor, good and evil, halal and haram, pro and con, active and passive, static and dynamic, good and bad looking, big and small, long and short, bitter and sweet, expensive and cheap, strong and weak, and so on. In the context of art, dualism is the representation of human beings as basically having two personalities, good and evil. Both were translated into a modular concept for creating a work configuration. The message that the artist wanted to deliver is that an individual cannot be judged from the ‘clothes or uniform’ s/he wears. In addition, a balance between good and evil represented by positive and negative modules is ambiguous in relation to the concept of reward and punishment in Islam. This final project draws upon the famous vase/goblet picture by Danish gestalt psychologist Edgar Rubin, which was transformed into a three-dimensional ceramic artwork [1]. Rubin’s vase/goblet perceptually contains two meanings, namely the image of a vase/goblet and a facial silhouette facing each other (alternatingly appearing as object or background). The creative process comes from personal-empirical experience linked to the supporting theory. The combination of both resulted in an artwork that represents reality. Generally, in the creation of visual artworks there is no formal method as in scientific research. The creative process is sometimes based on intuition, a dominant personal experience and contains a very subjective narration. All of these are related to other disciplines (social, economical, cultural and political), in order to create a representation.

Authors and Affiliations

Natas Setiabudhi Daryono Putra, Asmudjo Jono Irianto

Keywords

Related Articles

Adaptasi Unsur Estetik Sunda pada Wujud Ragam Hias Batik Sunda

Abstrak. Studi tentang aspek identitas dalam ranah Batik Sunda dengan unsur estetiknya sebagai artifak budaya, merupakan kajian objek desain yang komprehensif. Sejumlah masalah yang ditemui yaitu perkembangan estetik Bat...

Strategy of Entrepreneurship & Creative Economy Development through District Mapping in Bandung City

Since Bandung joined the UNESCO Creative Cities Network (UCCN) on 11 December 2015, all its stakeholders and the city have become more active in fulfilling its commitments as a City of Design, among others by strengtheni...

Perception of Chair Materials in a Cultural Context: Indonesian Sample Group

Human attitudes, behavior and perceptions are shaped by their culture. Culture is deeply embedded in all aspects of human life, including design development. This study was conducted to discover perceptions regarding fiv...

Ragam Hias “Sepak Bola” pada Pakaian Batik: Antara Komodifikasi dan Estetika

Dewasa ini, perkembangan batik semakin masif dalam keberadaannya. Di satu sisi eksistensinya semakin terjaga, di sisi lain terjadi perubahan pada batik. Dua tahun terakhir, Pakaian Batik dengan ragam hias sepak bola munc...

Peranan Sektor Unggulan sebagai Salah Satu Faktor dalam Mengurangi Ketimpangan Pembangunan Wilayah di Provinsi Papua Barat

The economic development in Indonesia is divided into nine sectors and therefore requires a huge investment. As a result, the government (particularly local government) needs to determine the sectors that are expected to...

Download PDF file
  • EP ID EP315463
  • DOI 10.5614/j.vad.2017.9.2.3
  • Views 109
  • Downloads 0

How To Cite

Natas Setiabudhi Daryono Putra, Asmudjo Jono Irianto (2017). Dualisme Modular. Journal of Visual Art and Design, 9(2), 87-103. https://europub.co.uk/articles/-A-315463